BEIRUT - Rusia, China, dan Iran, akan menjadi pihak yang menolak intervensi asing terhadap Suriah. Rusia bahkan bersumpah, negaranya akan menghadang setiap intervensi militer yang ditujukan ke Suriah.
Pejabat Militer Iran Brigadir Jenderal Qasem Soleimani mengatakan, dirinya tidak akan membiarkan rezim Presiden Bashar al Assad runtuh. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga menegaskan, negaranya siap memveto segala bentuk resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang memberikan mandat Barat untuk menyerbu Suriah.
"Negara-negara Barat tidak akan mendapatkan wewenang DK PBB untuk melakukan serangan," ujar Lavrov, seperti dikutip Associated Press, Kamis (19/1/2012).
Pada Senin lalu, Rusia mengajukan draf Resolusi DK PBB yang bertujuan untuk menghindari penggunaan kekuatan militer terhadap Suriah. Namun, para diplomat Barat mengatakan, draf itu tidak mengecam aksi Presiden Assad yang melakukan pembungkaman terhadap demonstran.
Meski demikian, Lavrov tetap menegaskan, posisi Rusia terhadap Suriah tidak akan berubah. Rusia sendiri merupakan mitra terkuat Suriah sejak Suriah masih dipimpin oleh Hafez al Assad, yang tidak lain adalah ayah dari Bashar al Assad.
PBB melaporkan, kekerasan di Suriah sudah menelan korban jiwa sekira 5 ribu orang. Banyak personil militer Suriah yang melakukan pembelotan dan berniat untuk mengadakan pemberontakan di negaranya. Meski banyak kecaman yang dilontarkan terhadap Suriah, Presiden Assad menegaskan, dirinya bukanlah pihak yang bertanggung jawab terhadap meningkatnya kekerasan di negaranya. Assad mengklaim, terorislah yang ada dibalik insiden kekerasan Suriah
0 komentar:
Posting Komentar