Rabu, 18 Januari 2012

Jero Wacik: Bensin Premium Mahal dan Sebagian Diimpor

Jakarta - Pemerintah terus-terusan mengimbau masyarakat pengguna mobil pribadi untuk beralih menggunakan bahan bakar gas (BBG). Sebab harga bensin premium mahal dan sebagian harus diimpor oleh Pertamina.

Demikian disampaikan oleh Menteri ESDM Jero Wacik saat raker pemerintah di JICT, Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/1/2012).

"Di era demokrasi, semuanya maunya cepat. Kalau mau pindah ke gas, karena gas lebih efisien dan banyak. Premium itu mahal, sebagian impor lagi," kata Jero. 

Dikatakan Jero, Indonesia saat ini kaya akan gas sehingga penggunaan BBG akan semakin murah. Namun para pengguna mobil harus memasang converter kit terlebih dahulu. 

Pemerintah saat ini juga sedang berencana untuk mengimpor converter kit guna memenuhi kebutuhan pemasangan converter kit di Indonesia.

Soal bensin premium, sebelumnya Jero mengatakan setiap 1 liter premium disubsidi Rp 3.700oleh pemerintah. "Membuat 1 liter premium total biayanya Rp 8.200/liter, untuk produksi termasuk biaya jual dan pajak. Sekarang dijual ke rakyat Rp 4.500, artinya subsidi Rp 3.700," kata Jero.

Seperti diketahui, mulai April 2012 pemerintah berencana untuk membatasi konsumsi BBM bersubsidi di Jawa-Bali dengan melarang mobil pribadi menggunakan bensin premium. Pemerintah mengimbau pengguna mobil menggunakan BBG karena lebih murah harganya ketimbang pertamax. Saat ini harga BBG jenis liquid gas for vehicle (LGV) berkisar Rp 5.600 per liter setara premium, sedangkan pertamax sudah tembus Rp 8.000 per liter.

Soal pembatasan konsumsi BBM bersubsidi ini pemerintah kembali menghadapi hadangan di DPR. Karena Komisi VII DPR tidak menyetujui rencana tersebut.

"Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus berunding dengan DPR. Menyangkut BBM nggak boleh sendiri. Semua opsi dibuka. Kamis ini akan matangkan dengan DPR opsi-opsi yang ditawarkan DPR. Jadi harus sabar kan masih 1 April," tutur Jero.

Jero mengakui, opsi kenaikan harga BBM bersubsidi saat ini dibuka meskipun pemerintah berat melakukannya.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More