JAKARTA – Hampir semua pihak setuju bahwa kinerja perekonomian nasional pada 2011 relatif baik dan kondisi tersebut akan berlanjut pada tahun ini. Namun, ekonomi Indonesia tidak kebal terhadap kondisi ekonomi global yang diperkirakan semakin suram.
Departemen Ekonomi Central for Strategic and International Studies (CSIS) memproyeksi, ekonomi nasional mampu tumbuh di atas enam persen pada tahun ini dengan tingkat inflasi di kisaran lima plus minus satu persen. Pemerintah diminta jangan berpuas diri atas capaian kinerja perekonomian di 2011 yang relatif baik. Sebab, dampak memburuknya kondisi ekonomi global dan pengaruhnya ke perekonomian domestik, sudah terasa di dua kuartal terakhir tahun lalu, yakni penurunan ekspor.
Potensi memburuknya ekonomi dunia semakin kuat dan diperkirakan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. "Ekonomi kita tidak kebal krisis global. Pada tahun ini, kewaspadaan dan kesiapan antisipasi guncangan eksternal akibat potensi krisis keuangan global harus terus ditingkatkan," tegas peneliti Departemen Ekonomi CSIS Deny Friawan saat memaparkan tinjauan ekonomi dan politik 2012, di Jakarta, Kamis (12/1/2012).
Dia memaparkan, potensi perlambatan ekspor sangat kuat seiring melemahnya tingkat permintaan dunia. CSIS menyiapkan tiga skenario atas kondisi tersebut. Skenario pertama, jika kondisi ekonomi dunia tidak terlalu buruk, ekspor Indonesia masih berpotensi tumbuh 20 persen.
Skenario kedua, jika ekonomi dunia sedikit mengalami pemburukan, masih tetap tumbuh. Namun hanya di kisaran lima persen. Skenario terburuk, jika ekonomi dunia mengalami resesi dan menurunkan permintaan, maka ekspor Indonesia tergerus hingga lima persen.
Menurutnya, kebijakan pemerintah perlu diarahkan untuk tetap mempertahankan stabilitas makroekonomi dan menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, meskipun dampak negative krisis ekonomi global masih sangat terbatas. "Pemerintah memiliki Crisis Management Protokol (CMP), dan ini harus diperkuat lagi," tandasnya.
Salah satu rekomendasi untuk menjaga makroekonomi nasional, adalah memaksimalkan peran anggaran negara untuk menggenjot aktivitas ekonomi dalam negeri.
Belajar dari pengalaman China saat berhasil menghindar dari krisis ekonomi 2008, pemerintah China menggelontorkan anggaran yang besar untuk pembangunan infrastruktur. Sebab, pembangunan infrastruktur memiliki efek pengganda (multiplier effect) yang mampu mendorong laju perekonomian nasional. "Kuncinya di infrastruktur," ucapnya.
Infrastruktur, menjadi tantangan mengingat rendahnya daya saing nasional salah satunya disebabkan oleh kondisi sarana dan prasarana yang tidak memadai. Pemerintah dinilai sudah memiliki modal untuk menjaga ekonomi nasional sekaligus meningkatkan infrastruktur melalui dokumen perencanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
0 komentar:
Posting Komentar