WASHINGTON - Para pengamat menilai Presiden Barack Obama melanggar janji pada masa kampanyenya. Pada masa kampanye Obama berjanji untuk menghentikan kebijakan perang dan pelanggaran yang dilakukan oleh pendahulunya George W. Bush.
Menurut aktivis dari Pusat Hak Konstitusional (CCR), kepemimpinan Obama lebih buruk daripada era Presiden George W. Bush.
"Pemerintahan Obama tidak hanya melakukan penyiksaan dan menolak investigasi serta proses peradilan. Namun Obama juga telah menghidupkan kembali Komisi Militer. Dibawah pemerintahan Obama, AS juga telah memperluas target pembunuhan di seluruh negara," ujar seorang aktivis dari Pusat Hak Konstitusional (CCR) Maria LaHood seperti dikutip Rt.com, Kamis, (2/2/2012).
Sikap ini dinilai bertolak belakang dengan riwayat Obama yang sempat meraih Nobel Perdamaian, selain itu Obama juga dikenal sebagai seorang Profesor Hukum Konstitusional sebelum menjabat sebagai Presiden AS.
Sementara itu penulis yang juga merupakan cendekiawan Noam Chomsky mengatakan, terdapat pergeseran dalam Pemerintahan Obama jika dibandingkan dengan Pemerintahan Bush sebelumnya.
"Ada pergeseran antara kebijakan Bush dan Obama. Kebijakan Bush adalah menculik orang lalu membawa mereka ke Guantanamo, Bagram atau pusat-pusat penyiksaan lainnya. Sementara kebijakan Obama adalah hanya membunuh mereka, seperti dalam kasus bin Laden misalnya," ujar Noam Chomsky.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh aktivis dari Pusat Aksi Internasional (IAC) Flounders Sara. Menurut Flounders, AS telah melanggar kampanyenya sendiri terkait demokrasi dan hak asasi manusia dengan melakukan teror melalui berbagai peperangan.
"Tidak ada cara lain untuk menjelaskan berbagai tindakan rahasia, penyiksaan, penculikan, pembunuhan yang ditargetkan, serangan pesawar tak berawak milik AS di negara-negara yang bahkan tidak terlibat dalam peperangan," ujar Flounders.
Flounders menegaskan, Obama telah melanggar janji yang dibuatnya sendiri, seperti janjinya untuk menutup Penjara Guantanamo. Presiden kulit hitam pertama di AS itu juga dinilai tidak menepati janjinya untuk menghentikan peperangan.
"Obama justru menjanjikan perang yang lebih banyak serta melakukan perluasan agenda AS di luar negeri," imbuhnya.
0 komentar:
Posting Komentar