Jakarta - Pemerintahan SBY dikritik karena jauh-jauh hari sudah mengumumkan keinginan menaikkan harga BBM subsidi. Pasalnya langkah ini berdampak besar bagi rakyat karena inflasi sudah terjadi sebelum putusan kenaikan harga BBM diberlakukan.
"Ini cara yang memberikan dampak bagi rakyat, belum diputuskan, masih lama, tapi Presiden SBY sudah ngomong kenaikan harga BBM," ujar Wakil Ketua Komisi VII dari partai PDI Perjuangan Effendi Simbolon dalam rapat kerja dengan Menteri ESDM di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/2/2012).
Menurut Effendi, langkah ini berdampak pada kenaikan harga-harga bahan pokok di masyarakat yang sudah mulai naik mengantisipasi kenaikan harga BBM subsidi.
"Belum ada kesepakatan mau naik antara pemerintah dengan DPR terkait BBM, tapi presidennya sudah ngumumin mau naik, apa yang terjadi? Inflasi," ujarnya.
Effendi bilang ini berbeda dengan zamannya pemerintahan Presiden Soeharto, saat ada keinginan menaikkan harga BBM, 2-3 jam pembahasan final, malamnya langsung diputuskan naik.
"Kalau zamannya Soeharto kan mau naikkan BBM pagi di bahan atau bahas 2-3 jam tengah malam dinaikkan harganya, jadi inflasi sebelum kenaikan harga BBM tidak terjadi," katanya.
Namun dengan maksud intermezo, Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan dirinya sangat menghormati para presiden terdahulu yang memimpin dan menjalankan roda pemerintahan. Namun ditegaskannya, saat ini adalah zamannya demokrasi tidak bisa cara-cara seperti itu dilakukan.
"Sekarang tidak bisa seperti begitu, ya itulah risikonya di jalan demokrasi, semua harus terbuka dan harus dibahas bersama-sama," ujar Jero.
"Namun saya tetap menghormati para presiden-presiden kita yang memimpin terdahulu," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar