WASHINGTON - Meningkatnya perkembangan program nuklir Iran serta kegagalan tim inspeksi nuklir PBB (IAEA) dalam menyelidiki program nuklir Teheran memicu reaksi keras dari Amerika Serikat (AS).
Pentagon bahkan dikabarkan telah mengajukan dana USD100 juta atau sekira Rp904 miliar (Rp9.045) kepada Kongres AS sebagai bentuk persiapan perang dengan Iran.
Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk memperkuat kehadiran militer AS di kawasan Teluk Persia dan meningkatkan kemampuan persenjataan agar menjadi lebih efektif untuk digunakan dalam peperangan.
"Komando Pusat AS yang bertugas mengawasi armada militer di kawasan Teluk berambisi untuk mengalahkan pasukan Iran. Mereka menginginkan agar AS segera meningkatkan kemampuan pesawat-pesawat tempurnya," demikian diberitakan The Wallstreet Journal seperti dikutip Rt.com Minggu, (26/2/2012).
Meski Pentangon telah mengajukan permohonan dana tersebut sejak Februari lalu, namun anggota kongres belum membahas hal ini lebih lanjut.
Rencana untuk meningkatkan kemampuan armada militer AS ini didasarkan pada pertimbangan AS, bahwa pasukan Angkatan Laut AS dipersiapkan untuk menghadapi target yang besar, sementara AL Iran yang relatif lebih kecil dapat dengan mudah bergerak cepat dan mengangkut persenjataan berat. Sejumlah analis militer AS meyakini, hal ini akan membuat armada AL AS kalah efisien dengan AL Iran.
AS juga dilaporkan akan menghabiskan USD82 juta atau sekira Rp741 triliun (Rp 9.045) untuk meningkatkan kemampuan bom yang dapat menghancurkan bunker. Senjata ini nantinya akan digunakan untuk menghancurkan fasilitas nuklir bawah tanah milik Iran. Meski demikian beberapa ahli bom masih meragukan kemampuan bom ini dapat menghancurkan fasilitas nuklir Iran.
Berbagai spekulasi yang berkembang juga menyebutkan, adanya kemungkinan serangan yang akan dilancarkan oleh Israel ke Iran. AS sendiri sudah mengingatkan Israel untuk tidak ceroboh menyerang Iran, karena AS meyakini kekuatan militer Israel tidak sepadan dengan kemampuan militer Iran
0 komentar:
Posting Komentar