KAIRO - Ikhwanul Muslim mengatakan, perjanjian damai antara Israel-Mesir terancam gagal jika Amerika Serikat (AS) terus memberikan tekanan terhadap Kairo.
Pernyataan Ikhwanul Muslim itu dipicu oleh sikap AS yang selama ini menekan Mesir terkait penuntutan yang dilakukan oleh pengadilan Mesir terhadap 19 aktivis asal AS. Tidak hanya itu, AS bahkan mengancam akan memotong bantuan sejumlah miliaran dolar AS ke Mesir.
"Jika AS terus mengancam Mesir terkait kasus pendanaan ilegal yang dilakukan oleh para aktivisnya, maka Kairo akan mengubah perjanjian damai Israel-Mesir seperti perjanjian damai Camp David pada 1979," ujar Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan Mesir Mohammed Morsi seperti dikutip RIA Novosti Jumat, (17/2/2012).
Sementara itu dalam pernyataan tertulisnya Ikhwanul Muslim dengan tegas mengatakan, pihaknya mendukung sikap nasionalis yang ditunjukkan oleh para pejabat Mesir atas kasus aktivis AS tersebut.
"Mesir tidak akan memberikan toleransi pejabatnya yang menyerah atas tekanan, menutupi kasus tertentu ataupun menganggu proses peradilan yang tengah berlangsung," tulis Ikhwanul Muslim dalam pernyataannya.
Ikhwanul Muslim pun mengatakan, penahanan aktivis AS itu menunjukkan bantuan AS yang diberikan kepada Mesir tidak lain digunakan untuk merusak masyarakat dan menghancurkan Mesir.
Selama ini sejumlah pejabat AS dilaporkan terus mengecam sikap Mesir serta mendesak Negeri Piramida itu, untuk membebaskan sejumlah aktivisnya yang tengah menjalani proses hukum di pengadilan Kairo.
Pemerintah Mesir mendakwa para aktivis AS tersebut atas pendanaan ilegal terhadap sejumlah kelompok LSM yang terlibat dalam berbagai aksi kerusuhan di Mesir pasca tergulingnya rezim Husni Mubarak.
Selain itu para aktivis AS itupun didakwa dengan tuduhan mendirikan cabang organisasi internasional di Mesir tanpa izin dari otoritas setempat.
0 komentar:
Posting Komentar