BERLIN - Kandidat Kanselir Jerman dari Partai Sosial Demokrat, Sigmar Gabriel, menyebut Israel sebagai rezim apartheid. Komentar itu langsung menuai kritik dari Partai Demokrat Kristen (CDU) yang dipimpin oleh Kanselir Angela Merkel dan para LSM Yahudi.
Setelah munculnya kecaman dan protes di jejaring sosial Gabriel, pria yang baru saja mengunjungi Israel dan Palestina itu tetap mempertahankan pendapatnya. Menurut Gabriel, kebijakan Israel adalah kebijakan rasis.
"Saya pergi ke Hebron, wilayah itu adalah wilayah tanpa hukum dan di sana banyak warga Palestina. Israel adalah rezim apartheid yang kebijakannya tidak dapat dibenarkan," ujar Gabriel, seperti dikutipJerusalem Post, Jumat (16/3/2012).
Gabriel juga berkunjung ke Jalur Gaza untuk bertemu dengan perwakilan Hamas. Gabriel tampak mengabaikan kebijakan luar negeri Jerman yang memutuskan untuk tidak mengakui Hamas dan mencap Hamas sebagai kelompok teroris. Ketua Partai Sosial Demokrat Jerman itu tampak menyambut para pejuang Hamas seperti mitra politik di Timur Tengah.
Menurut partai Merkel, sikap Gabriel sangat memalukan. Gabriel pun dianggap mengabaikan nilai-nilai politik luar negeri Jerman dalam isu konflik Timur Tengah. Sementara itu, salah satu direktur LSM Yahudi mengatakan, Gabriel mendapat nilai "F" dalam mata pelajaran Sejarah Jerman, Afrika Selatan, dan Timur Tengah.
Meski demikian, Gabriel pun tetap menantang segala bentuk kritik yang dilontarkan terhadapnya. Dirinya menegaskan bahwa warga Palestina memiliki pengalaman yang pahit di Hebron.
0 komentar:
Posting Komentar