AUCKLAND - Langit nampaknya seolah pelan-pelan terjatuh. Pasalnya, selama rentang waktu 10 tahun belakangan, ketinggian awan semakin berkurang. Penurunan awan ini bisa saja memberikan efek penting pada global warming.
Diwartakan Msnbc, kamis (23/2/2012), jika pengamatan ke depan menunjukkan hasil bahwa awan benar-benar mengalami penuruan, efeknya bisa membuat pendinginan Bumi jadi lebih efisien serta mengimbangi pemanasan yang disebabkan gas rumah kaca.
"Kami tidak tahu pasti apa yang menyebabkan ketinggian awan berkurang. Tapi ini pasti disebabkan oleh perubahan pada pola sirkulasi yang meningkatkan pembentukan awan di ketinggian," kata Roger Davies, peneliti dari University of Auckland di Selandia Baru.
Dalam persoalan memahami cuaca Bumi, awan adalah sesuatu ayng sulit diprediksi. Waktu kehadirannya yang singkat membuatnya sulit dilacak, selain itu faktor lain seperti ketinggian dan lokasi membuat perbedaan besar dalam memperlambat atau memperparah dampak pemanasan global.
Selama satu dekade, Multi Imaging SpectroRadiometer di pesawat luar angkasa Terra milik NASA telah mengamati awan di atas Bumi. Davies bersama rekan-rekannya telah menganalisa hasil pengukuran awan selama 10 tahun (Maret 2000 sampai Februari 2010) yang dilakukan melalui pesawat tersebut.
Mereka menemukan bahwa ketinggian rata-rata awan turun sekira satu persen selama lebih dari satu dekade (sekitar 30 sampai 40 meter). Sebagian pengurangan itu berasal dari berkurangnya pembentukan awan di ketinggian.
0 komentar:
Posting Komentar