JAKARTA - Alokasi subsidi BBM sebesar Rp5 triliun diserap oleh kalangan mampu, sementara kalangan miskin hanya menyerap BBM sebesar Rp270 miliar.
"Kalangan masyarakat kelas menengah ke atas selama ini merupakan konsumen terbesar dari bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sebanyak 10 persen orang kaya Indonesia memakai BBM bersubsidi kurang lebih Rp5 triliun," ujar Ketua Departemen Keuangan DPP Partai Demokrat Ikhsan Modjo usai diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (17/3/2012).
Menurut Ikhsan ada tiga alasan besar dari rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Pertama, adanya perbedaan antara harga minyak mentah internasional dengan premium dan solar yang beredar di masyarakat.
"Saat ini, harga minyak mentah dunia ditaksir mencapai USD127 per barel. Sementara harga BBM bersubsidi jenis premium dan solar berada di level Rp4.500 per liter," ujarnya.
Kondisi tersebut menyebabkan tekanan anggaran subsidi BBM melonjak dari Rp123 triliun menjadi Rp190 triliun. Hal tersebutlah yang mengakibatkan tekanan terhadap anggaran.
Alasan kedua adalah kenaikan BBM bersubsidi dianggap lebih berpihak kepada masyarakat ekonomi kecil. Selama ini pengguna terbanyak subsidi BBM justru berasal dari masyarakat kaya yang hyampir menyerap Rp5 triliun dari alokasi subsidi BBM.
Alasan ketiga adalah pemerintah tengah berupaya mendorong masyarakat untuk berhemat dan ramah lingkungan. Penghematan terutama berasal dari upaya penggunaan energi dari sumber lain. "Banyak energi kita yang belum optimal. Misalnya gas," ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar