Sabtu, 24 Desember 2011

Candi Prambanan Tak Luput dari Hilangnya Arca

Candi Prambanan yang kini menjadi salah satu kebudayaan besar bangsa Indonesia ternyata tak luput dari tangan tangan jahil. Bahkan saat pertama kali ditemukan, bangunan tersebut tidak sebagus saat ini.

Ketua Kelompok Kerja Perlindungan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta, Indung Panca Putra, mengatakan Prambanan pertama kali juga dalam keadaan berantakan dan tidak utuh.

Setelah menemukan semua unsur yang ada pada batu-batu candi tersebut, barulah candi prambanan disusun dan cantik seperti saat ini. 

“Jangan dikira penemuan Candi Prambanan itu sudah berdiri tegak seperti sekarang. Pertama kali candi Prambanan itu diketemukan hanya gundukan batu-batu seperti sampah dan rata. Setelah batu-batu sesuai pola tersebut dibersihkan, dikupas, kemudian baru disusun seperti sekarang ini. Penyusunan candi kalau bahasa kami itu Anastelosis, mencoba menyusun berdasarkan kondisi ditemukan,” jelasnya.

Masyarakat umum, lanjut dia, mungkin mengetahuinya seperti saat ini. Candi yang indah nan cantik penuh dengan relief dan batu ukir dihampir semua dinding bangunan candi. Tapi, sebenarnya dalam penyusunan Candi Prambanan itu membutuhkan waktu yang cukup lama. 

Sebab, antara batu satu dengan batu lainnya harus ditata sesuai dengan garis dan pola yang ditemukan. Candi Prambanan itu memang komplit dari semua unsur saat ditemukan pertama kali. Kalau batu candi Prambanan tidak komplit, tidak mungkin bisa tersusun rapi seperti saat ini. 

“Jadi, Candi Prambanan itu berdasarkan data yang kita temukan ya kondisi elemen bangunan candi seperti sekarang ini, memiliki ketinggian 48 meter. Nenek moyang kita itu hebat-hebat, bisa membuat candi yang begitu indah,” jelasnya sambil tersenyum. 

Pemugaran Candi Prambanan sudah selesai dan diresmikan oleh mantan Presiden RI Soeharto waktu itu.

“Karena ada Gempa 2006 kemarin dan tangan tangan jahil, hingga saat ini penyusunannya masih belum selesai. Ya karena sangat susah, setiap batu itu kan ada anggurnya untuk menghubungkan satu batu dengan batu yang lainnya. Kalau anggur salah satu batu dilepas, batunya yang asli nanti rusak. Untuk itu, mencari kembali batu yang asli atau membuat batu yang sama butuh waktu lama,” jelasnya secara rinci. 

Kuncinya, lanjut dia, kalau batu itu tidak ditemukan, otomatis tidak bisa membuka batu lainnya. Itulah, salah satu kerumitan dalam menyusun candi prambanan sampai sekarang.

Berdasarkan penelusuran, Candi Prambanan dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak.

Pada 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. beberapa saat kemudian IsaƤc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak.

Pada 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali.

Sekira 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993.

Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75 persen batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.

Sekarang, candi ini adalah sebuah situs yang dilindungi oleh UNESCO mulai 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More